Thursday, March 12, 2015



Jenis Format Acara Televisi
Format Acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. ( Naratama, 2000:menjadi sutradara televisi ).
FORMAT ACARA TELEVISI
DRAMA
(Timeless & Imajinatif)
NON DRAMA
 (Timeless  Factual)
BERITA/NEWS
 (Factual & Actual Timeconcern)
Others
Musik
Feature
Tragedi
Magazine Show
Sport
Aksi/ Action
Talk Show
News
Komedi
Variety Show
  
Cinta
Repackaging

Legenda
Game Show

Horor
Kuis


Program Acara Televisi Drama

Menurut Naratama dalam bukunya Menjadi Sutradara Televisi (2004;65), fiksi (drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dengan kreatifitas imajinasi dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang. Format tersebut merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Adegan-adegan tersebut adalah penggabungan antara realitas kehidupan dengan imajinasi para pembuatnya.

Dalam bidang drama misalnya ada drama legenda, drama percintaan, drama misteri, drama aksi, drama komedi, dan sebagainya. Pengklasifikasian ini tidaklah baku. Berbagai tulisan dan kritik drama televisi mencoba memaparkan klasifikasi drama dengan berbagai pendekatan teori. Contoh Program Acara Televisi Drama:
a. Komedi : 
Program televisi mengenai cerita dramatik dan berkarakter ringan dan berisi humor, adegan-adegannya menyenangkan dan menghibur,  misalnya : Opera Van Java di Trans 7.
b. Legenda:

Cerita rakyat dari zaman dahulu yang berkaitan dengan    peristiwa-peristiwa sejarah, misalnya : Sangkuriang.
c. Drama lepas / film:
Drama yang terdiri dari satu episode dan panjang durasinya 90 menit, misalnya : Pacar Ku Cantik Sekali (FTV) di SCTV.
d. Drama spesial / sinetron :

Drama yang terdiri atas beberapa episode, dimana satu episode dengan episode yang lainnya berhubungan atau bersinambungan, misalnya : Cinta Sejati di MNC TV.
Program Acara Televisi Non Drama

Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi melalui proses pengolahan imajinasi dari realitas kehidupan nyata tanpa harus diinterprestasi ulang dan tanpa menjadi dunia khayalan. Format tersebut bukan sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Dengan pengertian bahwa non drama adalah merupakan runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contoh Program Acara Televisi Non Drama:
a. Talk Show : 
Program acara televisi mengenai perbincangan, percakapan orang perorangan atau beberapa orang tentang suatu masalah yang sedang hangat dibicarakan, misalnya : Bukan Empat Mata dan Hitam Putih di Trans 7.
b. Quiz :
Acara yang menampilkan suatu permainan dengan cara dan hadiah tertentu, acara ini juga menyampaikan seorang tokoh atau para penontonnya sebagai peserta kuis, misalnya : Tawar Tawaran Tawa di MNC TV, Kuis Siapa Berani di Indosiar
c.  Variety show :
Acara yang berisi berbagai ragam jenis lagu dan dipandu oleh satu atau dua orang presenter. Dalam program ini disisipi leluconnya, sulap atau acara lainnya agar musik tidak membosankan dipanggung (stage) studio, misalnya : Cerita Cinta di MNC TV,  Dahsyat di RCTI.
Program Acara Televisi Berita/News dan Olahraga
Definisi Berita (NEWS)

Ada yang mendefinisikan News itu kependekan dari arah mata angina yakni Nourth (Utara), East (Timur), West (Barat), dan South (Selatan) apa artinya ? Kemanapun anda pergi keempat arah mata angina tersebut anda akan menemui kejadian yang mungkin itu dapat bernilai kabar/berita. Menurut Adi Bajuri dalam bukunya Jurnalistik Televisi: 2010 mendefinisikan berita adalah laporan suatu peristiwa yang sudah terjadi, gagasan atau pendapat seseorang atau kelompok (politisi, ekonomi, budayawan, ilmuwan, agamawan, dan lain sebagainya) atau temuan-temuan baru dalam segala bidang yang dipandang penting dan diliput wartawan/reporter untuk dimuat dalam media massa cetak atau ditayangkan dalam media televisi atau disiarkan melalui radio.

Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televise yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari baik besifat timeless atau time concern. Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh : Berita Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga.

Satu dari bagian besar program televisi adalah program informasi. “Program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.” (Bungin, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, 2005:101) kekuatan dalam program ini adalah pada informasi, ditambah lagi dengan kemasan yang disajikan sedemikian rupa sehingga menambah ketertarikan audience.
Berita langsung (hard news/straight news) dan berita ringan (soft news) paling banyak ditemukan di surat kabar maupun media massa lainnya. Seorang wartawan, tentu sangat piawai dalam menuliskannya.
Karya Artistik Televisi
        Pada prinsipnya karya drama dan  non drama tergolong karya artistic. Yang tergolong karya artistik adalah      :
1.   Film
2.   Sinetron (sinema elektronik)
3.   Pergelaran tari, pantomim, lawak, sirkus, sulap, dan teather
4.   Acara keagamaan
5.   Variety Show
6.   Kuis
7.   Ilmu pengetahuan dan teknologi
8.   Penerangan Umum
9.   Iklan (komersial dan layanan masyarakat)
10.                Konser Musik
Karya Jurnalistik
Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek keindahan dan lebih memainkan imajinasi kreatornya, karya jurnalistik yang mengutamakan kecepatan, penyampaian, mengusung informasi dari sumber pendapat, realita, dan peristiwa (Askurifai Baksin,2006).
Yang tergolong dalam kategori karya jurnalistik adalah     :
1. Berita actual yang bersifat time concern (terikat waktu)
2. Berita non actual yang bersifat timeless (tak terikat waktu)
3. Penjelasan yang bersifat actual atau sedang hangat-hangatnya, yang tertuang dalam acara
        a. Monolog (seperti pengumuman harga BBM, pidato kepala Negara)
        b. Dialog (bisa berupa wawancara atau diskusi)
        c. Siaran Langsung (komenta, reportase)
Secara tegas JB Wahyudi membedakan dua jenis acara tersebut sebagai berikut  :

KARYA ARTISTIK
KARYA JURNALISTIK
Sumber : ide/gagasan
Sumber : permasalahan hangat
Mengutamakan keindahan
Mengutamakan kecepatan/aktualitas
Isi pesan bisa fiksi maupun non fiksi
Isi pesan harus factual
Penyajian tidak terikat waktu
Penyajian terikat waktu
Sasaaran : kepuasan pemirsa/ pendengar
Sasaran : kepercayaan & kepuasan pemirsa
Memenuhi rasa kagum
Memenuhi rasa ingin tahu
Improvisasi tidak terbatas
Improvisasi terbatas
Isi pesan terikat kode moral
Isi pesan terikat pada kode etik
Menggunakan bahasa bebas (dramatis)
Menggunakan bahasa jurnalistik (ekonomi kata dan Bahasa)
Refleksi daya khayal kuat
Refleksi penyajian kuat
Isi pesan tentang realita social
Isi pesan menyerap realitas/factual



Jenis – Jenis Berita Televisi

Sama halnya seperti berita di media cetak, dalam jurnalistik televise juga terdapat beberapa jenis berita televisi. Karena pada dasarnya berita/news itu meliputi semua aspek kehidupan yang ada di sekitar kita antara lain : Politik, Ekonomi, Sosial, Seni dan Budaya, Kehiidupan dan lain-lain. Menurut JB Wahyudi membagi jenis-jenis berita televisi menjadi dua, yaitu :

1. Berita Terkini (Straight News)

Berita terkini adalah uraian peristiwa dan atau pendapat yang mengandung nilali berita dan terjadi pada hari ini (news of the day). Berita terkini bersifat time concern, yaitu penyajiannya sangat terikat pada waktu. Makin cepat disajikan makin baik. Dengan syarat, nilai beritanya harus kuat. Berita terkini dapat disajikan dalam dua bentuk, yakni :

a. Berita Langsung (Straight News) untuk berita kuat (Hard/ Spot/ Soft News)

Yaitu uraian fakta atau pendapat yang hanya mengandung inti-inti 5W + 1H, dan uraiannya dimulai dari yang terpenting menuju ke yang kurang penting. Fakta dan atau pendapat yang dilaporkan itu hanya dilihat dari satu sudut atau sosok sehingga bersifat linier. Cara menyajikan berita langsung dapat dilakukan dengan cara break news (memotong siaran untuk memasukkan berita tersebut) maupun bisa pula dengan superimposed untuk televise. Untuk media cetak dengan cara Stop Press/Breaking News.

Selain itu kini ada kecenderungan semua stasiun televisi menayangkan berita dalam bentuk running text. Meskipun sangat sekilas tapi penonton tertarik karena setiap saat bisa membacanya. Berita sekilas info atau breaking news hanya ditayangkan satu jam sekali, sementara berita running text bisa ditayangkan kapan saja.

Kalimat pertama pada berita kuat disebut kalimat lead atau teras berita, yang harus mengandung nilai yang terpenting, yang dijadikan sebagai topik bahasan berita. Kalimat lead yang baik adalah kalimat yang mengandung satu topik dan satu pengertian.

b. Berita mendalam (Indepth news)

Yaitu uraian fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dengan menempatkan fakta dan atau pendapat itu pada mata rantai dan merefleksikannya dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Fakta dan atau pendapat itu dilihat dari banyak sudut atau aspek sehingga bersifat multilinier. Ada beberapa bentuk berita mendalam, yaitu :

1. Berita komprehensif
2. Berita interpretative
3. Berita investigative

Perbedaan khas antara ketiga bentuk berita mendalam tadi adalah bahwa pada berita komprehensif fakta yang diuraikan diletakkan pada suatu system social tertentu, sedangkan pada berita interpretative fakta yang diuraikan tidak ditempatkan pada system social tertentu. Dengan kata lain berita komprehensif merupakan uraian terperinci yang selain memperhatikan segi konteks dan kaitan langsung dengan fakta yang diuraikan juga dikaitkan dengan nilai-nilai lain yang berlaku, sedangkan pada berita interpretative fakta yang diuraikan hanya dikaitkan dengan fakta yang berkaitan langsung (Oetama, 1987).
2. Berita Berkala

Selanjutnya tentang berita berkala sebagai uraian fakta dan pendapat yang nilai beritanya kurang kuat, sehingga penyajiannya kepada khalayak tidak terikat pada waktu (timeless). Uraiannya bersifat linier dan eksploratif. Termasuk dalam jajaran berita berkala adalah :
a. Laporan eksploratif
b. Laporan Khas (Feature)
c. Berita analisis
d. Majalah udara (gabungan berbagai jenis dan bentuk berita)

Uraian disusun dengan tekhnik piramida terbalik, yaitu dari yang kurang penting ke yang terpenting, dan dengan teknik kronologis, yaitu sesuai dengan urutan kejadian. Penyusunan berita berkala televisi tetap dengan mengombinasikan uraian fakta, uraian pendapat, dan penyajian pendapat narasumber, secara dinamis dan variatif. Pendapat dari narasumber yang relevan biar disampaikan sendiri oleh narasumber. Berita berkala merupakan uraian fakta dan atau pendapat yang sudah ada atau sudah terjadi sehingga nilai aktualitasnya sudah berkurang, tetapi nilai menariknya masih tetap ada.

a. Laporan Eksploratif

Adalah uraian mengenai fakta dan atau pendapat yang diperoleh dengan cara menggali (eksplore). Disini, topik bahasan sudah ditentukan, lalu digali berbagai permasalahan yang ada dengan cara terjun langsung ke lapangan.

Topik bahasan yang dipilih masih bersifat umum, kemudian digali lebih mendalam untuk mencari permasalahan yang ada, dan selanjutnya permasalahan ini dibandingkan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kesimpulan atau interpretasi diberikan secara tepat pada akhir uraian. Karena itu susunan laporan ekspoloratif diawali dengan pembukaan, situasi atau kondisi yang ada, permasalahan yang ada, tujuan yang hendak dicapai, kesimpulan atau interpretasi, dan penutup.
b. Laporan Khas

Laporan khas atau feature adalah uraian fakta yang bersifat khas atau unik. Fakta yang bersifat khas atau unik, seperti pemulung, pengemis di persimpangan jalan, penjaja koran dan atau majalah, pengamen, pengrajin barang bekas, pemilik toko unik, pengoleksi barang antic, dan lain sebaginya, diuraikan secara terperinci.

Mengingat fakta yang diuraikan bersifat khas atau unik, cara penyajian dan penyusunan naskah juga harus bersifat sederhana dengan memberikan penekanan pada hal yang bersifat khas atau unik tersebut. Misalnya, laporan khas tentang pemulung. Di sini yang ditekankan adalah :
- Apa yang dikerjakan pemulung terhadap sampah ?
- Apa yang dicari ?
- Dijual kemana sampah yang dipilih ?
- Berapa pendapatan perhari ?
- Berapa jam bekerja setiap hari ?
- Untuk apa penghasilan itu ?

c. Berita Analisis

Berita analisis adalah  uraian fakta dan pendapat yang bersifat analisis. Dengan kata lain, berita analisis adalah uraian yang disusun setelah fakta dan pendapat yang akan diuraikan dipilih menjadi fakta dan pendapat utama serta fakta dan pendapat yang timbul sebagai akibat adanya fakta dan pendapat utama tersebut.

d. Majalah Udara

Majalah (magazine) adalah gabungan uraian fakta dan atau pendapat yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara atau gabungan dari beberapa feature. Pada radio dan televisi disebut majalah udara.

Ada majalah yang isinya homogen (satu jenis bidang saja), yang disebut majalah khusus, dan ada pula yang isinya heterogen, yang disebut majalah umum. Perbedaan antara siaran berita dan majalah udara, adalah :
1. Jika materi berita yang disajikan lebih banyak berita kuat, sedangkan feature nya lebih sedikit, mata acara ini disebut siaran berita.
2. Jika materi berita yang disajikan lebih banyak feature, sedangkan berita kuatnya hanya sedikit, mata acara ini disebut majalah udara.

Berita yang kita sajikan nanti adalah bukan berita yang bersifat mem-blow up suatu kejadian/peristiwa yang berlebihan arau terkadang kita berpihak. Perlu diingat bahwa ketika kita melakukan peliputan harus benar-benar independen, sehingga kualitas berita yang kita sajikan benar-benar  teruji kebenarannya.
Nilai dan kualitas berita

Untuk menguji apakah suatu informasi layak menjadi berita Mencher membaginya ke dalam tujuh nilai berita :
1. Timeless : Event that are immediate recent. Artinya, kesegaran waktu. Peristiwa yang baru-baru ini terjadi atau actual.
2. Impact : Events that are likely to effect many people. Artinya, suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap orang banyak.
3. Prominence : Event involving well-known people or institutions. Artinya, suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang maupun lembaga.
4. Proximity : Events geographically or emotionaly close to the reader, viewer or listener. Artinya, suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik secara geografis maupun emosional.
5. Conflic : Event that reflect clashes between people or institutions. Artinya suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung, pertentangan antara seseorang, masyarakat, atau lembaga.
6. The Unusual : Events that deviate sharply from the expected and the experiences of everyday life. Artinya, suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan pengecualian dari pengalaman sehari-hari.
7. The currency : Events and situations that are being talked about. Artinya, hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyk. (Mencher, 1997)

Sementara itu Charnley lebih menyoroti aspek kualitas berita (the qualities of news). Menurutnya ada beberapa standar yang dipakai untuk mengukur kualitas berita :
1. Accurate : All information is verified before is used. Artinya, sebelum berita itu disebarluaskan harus dicek dulu ketepatannya.
2. Properly attributed : The reporter indentifies his or her source of information. Artinya, semua aksi atau narasumber harus punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian atau informasi tentang yang diberitakan.
3. Balanced and fair : All sides in a controversy are given. Artinya, bahwa semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang.
4. Objective : The news writer does not inject his or her feelig or opinition. Artinya, penulis berita harus objektif sesuia dengan informasi yang didapat dari realitas, fakta, dan narasumber.
5. Brief and focused : The news story gets to the point quickly. Artinya, materi berita disusun secara ringkas, padat dan langsung sehingga mudah dipahami.
6. Well written : Stories are clear, direct, interesting. Artinya, kisah beritanya jelas, langsung dan menarik.

BAHASA BERITA TV (NEWS)

Perbedaan Bahasa formal dan Bahasa informal

Dalam penulisan nasakah berita sebaiknya yang anda gunakan adalah Bahasa informal yang tetap menggunakan standar EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Pada kenyataannya, disamping mempunyai sifat intimacy (kedekatan/intim), televisi juga mempunyai hal lainnya antara lain : televisi lebih mengutamakan gambar, mengutamakan kecepatan, bersifat selintas, bersifat satu arah, dan mempunyai daya jangkau yang luas. Maka pada saat anda menjadi seorang VJ (Video Jurnalis) anda harus memperhatikan benar susunan penulisan naskah yang anda buat.

Perbedaan yang mencolok terjadi antara Bahasa jurnalistik televisi dengan Bahasa jurnalistik cetak. Bila anda perhatikan Bahasa media cetak menekankan pada aspek Bahasa formal, maka media radio maupun televisi menekankan pada aspek Bahasa informal.

Bahasa formal adalah Bahasa yang diartikan Bahasa yang menganut tata aturan Bahasa Indonesia atau EYD. Sedangkan Bahasa informal dalam Bahasa lisan yang juga tetap menganut pada Bahasa Indonesia yang baik dan benar atau sesuai konsep EYD. Berbeda dengan Bahasa nonformal atau Bahasa prokem merupakan Bahasa yang tidak resmi digunakan dalam EYD.

Mengapa harus menggunakan Bahasa informal (Bahasa lisan) bukan Bahasa tulis ? seperti sudah disebutkan diawal bahwa Bahasa formal artinya Bahasa tulisan yang kaku dan tidak menimbulkan intimacy, kecuali dalam penulisan khas seperti feature, sedangkan Bahasa informal digunakan dalam penulisan nasakah jurnalitik tv karena merupakan Bahasa tutur yang memungkinkan terjadinya kontak antara komunikator dalam hal ini news anchor dengan komunikan (audience). Sebab syarat mutlak terjadinya komunikasi berjalan lancar adalah adanya eye contact (kontak mata), antara repoter atau anchor denga penonton. Jika kita amati dengan adanya kontak mata, maka proses komunikasi yang terjadi saat penyiaran akan lancardan berhasil guna (efektif dan efisien).

Dalam buku dasar-dasar jurnalistik radio dan televisi JB Wahyudi memberikan gambaran mengenai ragam Bahasa siaran. Menurutnya, mengingat salah satu sifat media radio dan televisi adalah transitory, yaitu hanya meneruskan isi pesan, yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusunan naskah untuk karya jurnalistik harus tepat, ringkas, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya (Soren H. Munhoff). Apabila persyaratan ini dipenuhi, maka akan tersusun kalimat yang memenuhi formula easy listening, yaitu “susunan kalimat yang kalau diiucapkan, enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama” (Fang,1971).

Menurut Fang, agar susunan kalimat memenuhi formula easy listening, perlu diusahakan tiap kalimat tidak menggunakan lebih dari 20 kata. Didalam Bahasa inggris ada ketentuan yang berbunyi “three word is one second” yang artinya “tiga kata dalam Bahasa inggris, jika diucapkan akan memakan waktu 1 detik”. Atau jika anda menyusunnya kedalam naskah dua kolom satu halaman kertas A4 berdurasi satu menit (Askurifai Baksin,2006).
Dalam penggunaan Bahasa Indonesia, ada ketentuan yang mengharuskan untuk baik (sesuai dengan etika yang berlaku) dan benar (sesuai dengan tata Bahasa baku). Bahkan, dalam penggunaan Bahasa Indonesia dibidang jurnalistik diberlakukan ketentuan ekonomi kata, yang meniadakan kata-kata mubazir. Kata mubazir adalah kata dalam susunan kalimat yang jika dihilangkan tidak akan mengubah makna dari kalimat tersebut. Contoh :

“Sekian Siaran Berita pagi ini, dan pada pukul 15.00 wib nanti, akan kami sampaikan Siaran Berita Petang, yang akan disiarkan secara sentral dari Jakarta.”
Susunan kalimat ini lebih baik dibaca apabila kata yang diberi tanda tebal dihilangkan
“Sekian Siaran Berita. Pada pukul 15.00 wib kami sampaikan Siaran Berita Petang secara sentral dari Jakarta.”

John Honenberg (1958) menegaskan bahwa “dalam penyusunan naskah karya jurnalistik (berita dan penjelasan masalah hangat), pemilihan kata yang tepat dan penggunaan tata Bahasa yang benar mutlak adanya”.
Bahasa tutur lebih bersifat informal, dalam arti struktur kalimatnya berbeda dengan struktur Bahasa formal. Biasanya, struktur Bahasa yang dipergunakan oleh penyiar berita (news reader) bersifat formal, sedangkan struktur bahasa yang dipergunakan oleh reporter penyaji berita (anchor) bersifat informal. Misalnya :
Formal :
Banjir besar melanda DKI Jakarta.
Informal :
Banjir besar kembali melanda DKI Jakarta.

Contoh yang sudah disusun dalam naskah berita : Anchor/ penyiar :
Banjir besar kembali melanda DKI Jakarta, menyebabkan 2 orang tewas, 20 lluka-luka dan hamper 8000 keluarga kehilangan tempat tinggal. Berikut laporan reporter kami dari lokasi kejadian.
Reporter :
Lagi-lagi,banjir besar melanda DKI Jakarta. Kali ini, pemukiman padat penduduk dekat bantaran sungai Ciliwung menjadi sasaran utama. Daerah terparah banjir diantaranya Cipingan dan Kampung Melayu. Banjir kali ini diakibatkan cuaca buruk, hujan lebat selama 3 hari terutama di daerah hulu seperti Bogor dan Depok…”(dan seterusnya)
Ragam Bahasa Jurnalistik

Di dalam buku Jurnalistik Televisi Askurifai Baskin (2006) mengemukakan beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan jika menyusun naskah karya jurnalistik penyiaran :
1. Pilih kata yang tepat dan pendek (diksi). Misalnya kata meninggal seketika dan tewas, pilih    kata tewas. Dipecat dan PHK pilih PHK, Bini atau Istri pilih Istri, dan lain-lain.
2. Hilangkan kata yang mubazir. Misalnya dalam kalimat “Kesebelasan A dan B akan bertanding pada pukul 19.00 WIB nanti.” Hapuskan kata “akan” dan “nanti”. Kata mubazir adalah kata di dalam susunan kalimat yang jika kita hapus tidak mengubah pengertian kalimat.
3. Gunakan kalimat aktif. Contoh : Jasad Noordin M Top diketahui dari sidik jarinya. Hal itu dijelaskan Kapolri Jenderal Bambang Hendarto Danuri, kemarin di Mabes Polri Jakarta (kalimat pasif). Ditulis menjadi : Kapolri Jenderal Bambang Hendarto Danuri, menjelasakan Jasad Noordin M Top diketahui dari sidaik jarinya (kalimat aktif).
4. Hindari penggunaan kata-kata asing. Jika istilah asing bersifat teknis dan terpaksa digunakan, istilah ini harus dijelaskan maknanya.
5. Jangan menggunakan kalimat klise pada awal naskah. Kalimat klise adalah kalimat yang maknanya sudah bersifat umum.
Contohnya :
- Indonesia terletak di antara dua benua dan samudra.
- Pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
6.  Hindari penggunaan kalimat majemuk.

Dalam menyusun Bahasa tutur (informal), perlu diperhatikan :
1. Struktur kalimat informal.
2. Pilih kata yang sederhana.
3. Susunan kalimat ringkas dan sederhana.
4. Makna kata dan kalimat mudah dipahami.
5. Berpegang pada prinsip easy listening yang maknanya enak didengar, dan mudah dipahami pada pendengaran pertama.
6. Tidak menyajikan isi pesan secara terperinci karena isi pesan hanya didengar sekilas oleh khalayak.
TIPS DAN CARA MEMBUAT NASKAH BERITA

Soewardi Idris dalam bukunya Jurnalistik Televisi (1978) merumuskan beberapa tips bahasa untuk dipakai dalam penulisan berita televisi, yakni :
1. Kalimat Sederhana, adalah kalimat yang tidak bercampur aduk dengan kata-kata asing atau kata-kata yang kurang dikenal oleh rata-rata penonton. Selain itu kalimat yang sederhana adalah kalimat yang mudah dipahami oleh kebanyakan orang (khalayak ramai) terutama para penonton televise bukan untuk sekelompok atau segelintir orang.
2. Kalimat-kalimat hendaklah pendek, langsung kepada sasaran, tidak berbelit-belit mengingat sifat berita televisi bersifat yang selintas. Kalimat-kalimat panjang yang dimuat di surat kabar atau majalah dapat kita ulangi membacanya berkali-kali sampai kita mengerti benar. Tidak demikian dengan kalimat-kalimat berita televisi. Kita tak punya kesempatan untuk merenung-renungi kalimat itu karena pembaca berita tidak berhenti.
Contoh :
Surat Kabar :
Jakarta, Kompas – Pajak kendaraan bermotor yang berlaku sekarang adalah lebih rendah daripada pajak yang berlaku lima tahun yang lalu, tetapi lebih tinggi 10% dari pajak yang berlaku tahun yang lalu. Akan tetapi, pajak yang berlaku sekarang akan dinaikkan lagi sebanyak 15% untuk penyesuain, sekiranya disetujui oleh DPR. Demikian diterangkan oleh Menteri Keuangan Prof.X.
Televisi :
Menteri Keuangan X menerangkan, pajak kendaraan bermotor akan dinaikkan lagi sebanyak 15 persen jika disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Dijelaskan pula pajak yang berlaku sekarang adalah lebih rendah dibanding dengan pajak lima tahun yang silam. Sebaliknya dengan tahun yang lalu, pajak yang berlaku sekarang 10 persen lebih tinggi.
3. Hindari pemakaian kalimat terbalik (inverted sentence). Kalimat-kalimat semacam itu mungkin lebih cocok untuk surat kabar, tetapi tidak baik untuk televisi.
Contoh :
Surat Kabar :
Menteri pertambangan dan energy kepada wartawan menerangkan bahwa minyak bumi akan naik 12% tahun depan.
Televisi :
Menteri Pertambangan dan energy menerangkan kepada wartawan bahwa produksi minyak bumi akan naik 12% tahun depan.